
Pantau.com - Geliat pembangunan infrastruktur digadang-gadang menjadi penyebab besarnya pertumbuhan utang luar negeri Indonesia. Tahun lalu, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar Rp4.720,11 triliun.
Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (Sulni) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) menyebutkan penarikan utang berdasarkan lapangan usaha, paling besar ditarik oleh sektor keuangan, persewaan, & jasa keuangan. Penarikan utang luar negeri oleh sektor tersebut mencapai Rp2.556,45 triliun.
Penarikan utang luar negeri terbesar selanjutnya, dilakukan oleh sektor ekonomi industri pengolahan yang tercatat Rp494,18 triliun. Posisi ketiga, ditempati sektor listrik, gas, & air bersih yakni sebesar Rp378,12 triliun.
Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, besarnya penarikan utang luar negeri terbesar oleh ketiga sektor di atas berhubungan erat dengan peranan sektor ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi yang berlangsung di Indonesia.
"Untuk sektor keuangan, persewaan, & jasa perusahaan, menurut saya penarikan utang didominasi oleh perbankan. Hal itu juga tak lepas dari fungsinya sebagai lembaga intermediasi," kata Myrdal ketika dihubungi Pantau.com, Selasa (6/3/2018).
Ia menjelaskan, langkah perbankan mengucurkan kredit merupakan salah satu sumber pembiayaan pertumbuhan ekonomi. Utamanya, pembantu pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Baca juga: Ooo.. Ini Alasan Porsi Utang Pemerintah Lebih Besar Dibanding Swasta
"Alasan lainnya, sektor keuangan, persewaan, & jasa perusahaan melakukan ekspansi bisnis dan juga refinancing karena tingkat suku bunga saat ini masih relatif kecil," paparnya.
Sementara itu penarikan utang terbesar kedua oleh industri pengolahan, dinilai lantaran sektor ekonomi yang satu ini merupakan penopang sektor riil. Makanya, ketika sektor riil bergerak, industri pengolahan tak sedikit yang melakukan ekspansi sehingga membutuhkan penguatan modal termasuk dengan menarik utang.
"Pada dasarnya yang berkaitan dengan infrastruktur banyak yang melakukan ekspansi dan ini tentu butuh penguatan modal. Termasuk sektor listrik, gas, & air bersih," kata Myrdal.
Ia memperkirakan, penarikan utang luar negeri terbesar pada tahun ini masih akan mengikuti tren penarikan utang pada beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Duh! Pegang Proyek Infrastruktur, Utang dari China Diprediksi...
"Apakah tahun politik berdampak ke penarikan utang sektor ekonomi? Menurut saya tahun politik tidak banyak berpengaruh karena pertumbuhan ekonomi tumbuh stabil," lanjutnya.
Ia menyampaikan besarnya penarikan utang luar negeri pada sektor ekonomi tertentu, juga berkaitan dengan perkembangan pertumbuhan sektor tersebut. Sebagai contoh, sektor pertambangan dan penggalian, meski geliatnya mulai nampak namun belum kembali besar seperti beberapa tahun lalu.
"Faktor lainnya, untuk sejumlah sektor mungkin sulit memenuhi persyaratan penarikan utang. Misalnya syarat headging," kata Myrdal.
Baca juga: 'Warning' untuk Pemerintah! Hati-hati Pungut Utang dari Luar Negeri
- Penulis :
- Martina Prianti