Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Waspada! Harga Minyak Dunia Kembali Mengancam

Oleh Martina Prianti
SHARE   :

Waspada! Harga Minyak Dunia Kembali Mengancam

Pantau.com - Harga minyak rebound atau berbalik naik pada akhir perdagangan Selasa (6/3/2018) atau Senin waktu setempat karena Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan minyak global akan meningkat sebesar 6,9 juta barel per hari, menjadi 104,7 juta barel per hari pada 2023.

IEA menyatakan lonjakan permintaan harga minyak, dipicu oleh pertumbuhan ekonomi di Asia dan kebangkitan kembali industri petrokimia di Amerika Serikat.

Meski demikian, pertumbuhan produksi minyak dari Amerika Serikat, Brasil, Kanada, dan Norwegia dapat membuat pasokan dunia jauh terpenuhi. Bahkan, lebih daripada sekadar memenuhi pertumbuhan permintaan minyak global hingga 2020 tapi tetap diperlukan lebih banyak investasi untuk meningkatkan produksi setelah itu.

Baca juga:  Hore! Harga Premium dan Solar Bakal Stabil Hingga 2019

IEA menyatakan kapasitas produksi minyak global diperkirakan tumbuh sebesar 6,4 juta barel per hari, mencapai 107 juta barel per hari pada 2023. 

Ketersediaan minyak dunia, disebut terutama berkat Amerika Serikat  dengan total produksi cairan mencapai hampir 17 juta barel per hari pada 2023. "Naik dari 13,2 juta barel per hari pada 2017," kata IEA dalam sebuah laporan tahunan.

Baca juga: (Lagi) Reli Pelemahan Harga Minyak Dunia Berlanjut

Sementara itu harga minyak Amerika, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik USD1,32, menjadi menetap di USD62,57 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di sisi lain harga minyak global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei bertambah USD1,17 menjadi ditutup pada USD65,54 per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca juga: Pengin Traveling dan Umroh? Yuk Cobain Deh Investasi Dolar Amerika

Catatan Pantau.com, harga minyak di pasar dunia hingga hari ini masih  lebih tinggi dibandingkan patokan harga minyak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, yang dipatok hanya sebesar USD48 per barel.


Penulis :
Martina Prianti