Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

(Lagi) Reli Pelemahan Harga Minyak Dunia Berlanjut

Oleh Martina Prianti
SHARE   :

(Lagi) Reli Pelemahan Harga Minyak Dunia Berlanjut

Pantau.com - Harga minyak di pasar dunia kembali mengalami pelemahan bahkan menyentuh posisi terendah dua minggu terakhir. Pelamahan harga minyak disinsyalir karena tekanan penurunan Wall Street dan kekhawatiran tentang melonjaknya produksi minyak mentah Amerika.

Harga minyak global, minyak mentah Brent untuk penyerahan April, turun USD1,95 menjadi ditutup pada USD63,83 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara itu minyak mentah Amerika, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun USD0,65 menjadi menetap di USD60,99 per barel di New York Mercantile Exchange.

"Sejak kami mengalami aksi jual ekstrem karena pasar ekuitas beberapa minggu yang lalu, harga minyak tampaknya memiliki sejumlah kecil perhatian pada aktivitas pasar ekuitas dan telah mendapat pengaruh kuat dari dolar," kata Direktur Penelitian Komoditas di ClipperData Matt Smith,  Jumat (2/3/2018).

Baca juga: Hore! Tekanan Harga Minyak Dunia Melemah

Pasar saham Amerika turun lebih dari satu persen setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor baja dan aluminium.

Dolar Amerika mencapai level tertinggi enam minggu di awal namun mundur di sore hari, yang menahan kerugian lebih lanjut dalam minyak mentah berjangka. Melemahnya dolar Amerika dapat mengangkat minyak dan komoditas lainnya yang dihargakan dalam greenback.

"Salah satu hal yang berkontribusi terhadap penguatan pasar (minyak) adalah pelemahan dolar selama beberapa bulan terakhir," kata Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy di Stamford.

Pada Rabu (28/2/2018), data mingguan dari Badan Informasi Energi Amerika (EIA) menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah Amerika dan kenaikan stok bensin.

Baca juga: BPS Ingatkan Pemerintah Hati-hati Naikkan Harga BBM

Produksi minyak mentah Amerika tergelincir pada bulan terakhir 2017, namun pada November mencapai level tertinggi sepanjang masa 10.057 juta barel per hari (bph). Data mingguan menunjukkan rekor lain dan perkiraan akan meningkat lebih lanjut.

Penulis :
Martina Prianti