Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Waduh! Gubernur BI Prediksi Gejolak Rupiah Masih Hingga Akhir Maret

Oleh Martina Prianti
SHARE   :

Waduh! Gubernur BI Prediksi Gejolak Rupiah Masih Hingga Akhir Maret

Pantau.com  Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan masih akan terus terjadi. Setidaknya, hingga 20-21 Maret 2018 ketika Bank Sentral Amerika alias The Federal Reserve, mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya.

"Bagi Indonesia, kami memahami dan menganggap wajar dinamika yang terjadi. Jadi hingga nanti di Maret ada kenaikan suku bunga acuan The Fed, baru kemudian ada kondisi yang stabil," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo di sela Konferensi BI-IMF New Growth Models in a Changing Global Landscape", Selasa (27/2/2018).

Tercatat, pada Selasa pagi, kurs refrensi Jakarta Interbank Spot Dolar Amerika (Jisdor) dibuka Rp13.650 per dolar Amerika. Sementara pada Selasa siang ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.667 dolar Amerika. Sejak awal tahun hingga 21 Februari 2018, nilai tukar rupiah mencatat depresiasi -0,24 persen.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sendiri menurut asumsi nilai tukar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, dipatok hanya Rp13.400 per dolar Amerika. 

Baca juga: Duh, Nilai Tukar Rupiah Masih di Atas APBN 2018

Agus mengatakan volatilitas atau tingkat gejolak rupiah, hingga akhir Februari 2018 sebesar 7 persen hingga 8 persen. Tingkat gejolak tersebut disebabkan perbaikan data ekonomi Amerika, dan juga kebijakan Negara Paman Sam mengenai pelonggaran pajak yang akan memicu peningkatan kebutuhan pendanaan oleh pemerintah Amerika.

"Kita juga lihat rapat The Fed yang mengesankan ekonomi Amerika Serikat, ada perbaikan sehingga memicu dana-dana kembali ke Amerika," kata Agus.

Ia mengatakan BI siap melakukan stabilisasi ke pasar jika nilai tukar rupiah sudah tidak sesuai fundamental perekonomian. "BI akan tetap memberikan keleluasaan kepada nilai rupiah untuk mencerminkan kondisi fundamentalnya. Kalau sudah di luar nilai fundamental tentu BI akan ada di pasar," ujarnya.

Baca juga: Cuitan Bos IMF Bikin Geger Warganet! Alasannya Bikin Geleng Kepala

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah bakal terus memantau perkembangan ekonomi global termasuk nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Ekonomi global yang dimaksud khususnya soal ekonomi Amerika. "Selama ini kalau kita lihat nilai tukarnya (rupiah) selalu kompetitif bahkan selama kenaikan fed fund rate di tahun 2016 dan 2017 nilai tukar kita relatif stabil.

Baca juga: Presiden Jokowi: Hanya Ada Satu Nama Calon Gubernur BI, Pak Perry Warjiyo

"Jadi yang paling penting adalah kita menggambarkan nilai tukar rupiah yang cukup fleksibel tapi tetap stabil kemudian bisa menciptakan kepastian kepada dunia usaha namun juga tidak menimbulkan daya competitiveness yang tererosi karena nilai tukar itu sendiri," papar Sri Mulyani.

Penulis :
Martina Prianti