
Pantau.com - Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan ini dinilai tidak etis untuk Partai NasDem. Direktur Eksekutif IndoStrategic, Ahmad Khoirul Umam mengatakan, dari perspektif partai NasDem, perbuatan Sahrul dinilai tak sensitif.
"Jika dicerna dari perspektif keluarga besar NasDem, yang dilakukan Sahrul Gunawan itu kurang etis. Orang berpartai itu berarti sudah beridentitas, yang ditunjukkan lewat penghormatan pada visi, misi, platform kinerja, maupun penghormatan pada atribut kepartaian masing-masing. Apa yang dilakukan Sahrul itu kurang menunjukkan sensitivitas itu," kata Umam, Senin (10/1/2022).Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini menyebut tindakan Sahrul menunjukkan dirinya yang tidak ingin terlalu terikat dengan partai. Tindakan tersebut, bisa berujung pada fenomena 'kutu loncat'.
"Bisa saja disebabkan oleh faktor party identification (Party ID) yang rendah, atau memang juga sikap pragmatis para politisi untuk tidak terikat oleh identitas kepartaian secara absolut. Akhirnya, banyak fenomena kutu loncat, yang di antaranya sering dipraktikkan para artis yang mendadak jadi politisi, karena mereka tidak dibentuk dan digembleng secara ideologis," tuturnya.
Fenomena kutu loncat oleh para artis ini juga akhirnya berdampak pada munculnya fenomena bubble party.
"Sehingga keluar masuknya kutu loncat itu sering berkontribusi pada terjadinya fenomena 'bubble party', yakni partai yang elektabilitasnya seperti balon, mudah mengembang dan mudah mengempis," tandasnya.
Melalui akun resmi Instagramnya, @sahrulgunawanofficial menjelaskan alasan kenapa ia mengenakan jaket Golkar.
"Ketika hadir sebagai undangan diberi jaket dr awal hanya ditenteng2 dan ketika dipakai sebagai sebuah bentuk menghargai itu salah?" tulis Sahrul, Senin (10/1/2022).
Mantan pesinetron itu embantah tuduhan orang-orang yang menganggap dirinya tidak paham etika berpolitik.
"Jangan menilai saya sebagai orang yang tidak memahami etika berpolitik, justru dengan menghargai dan bersilaturahmi yang baik dengan partai politik manapun itu adalah bagian dari ETIKA POLITIK," tulis Sahrul lagi.
- Penulis :
- Fadyl