Pantau.com - Pewarna bibir atau lebih dikenal dengan istilah lipstik ternyata memiliki sejarah kelam pada masa kerajaan Inggris, dimana Ratu Elizabeth I kedapatan meninggal karena menggunakan lipstik.
Baca juga: Dianggap Berbahaya, Netflix Minta Warganet Hentikan 'Bird Box Challenge'
Melansir laman Bustle, Jumat (4/1/2019) pada abad ke-16 hubungan lipstik dan gereja selayaknya remaja yang baru menjalin percintaan yakni putus nyambung.
Nah, pada masa peralihan abad kegelapan dan abad pertengahan dimana adanya kebijakan ketat tentang pewarna bibir, yang sayangnya Ratu Elizabeth I tidak mendengarkan imbauan dari para pastor di gereja.
Ratu yang begitu mencintai bibirnya dan percaya ia memiliki kekuatan magis yang bisa menyembuhkan dari penyakit dan kematiannya, yang ironisnya saat itu bahan utama pembuatan lipstik adalah timah.
"Ratu Elizabeth I membuat lipstiknya sendiri, tapi saat itu banyak bahan utama pembuatan lipstik adalah ceruse yang terbuat dari timah. Inilah yang perlahan-lahan menimbulan kerusakan kepada pemakainya, hingga mereka mati karena keracunan timah," ungkap Gabriela Hernandez penulis Classical Beauty : The History of Makeup sekaligus pendiri Besame Cosmetics.
Rakyat yang mengetahui sang ratu mati karena ditemukan timah setebal setengah inci di bibirnya, membuat lipstik dipandang sebagai sesuatu yang sangat menyeramkan pada masa itu.
Setelahnya gereja kembali menganggap lipstik sebagai masalah moral, hingga ditetapkan sebuah undang-undang, dimana wanita yang kedapatan mengenakan pemerah bibir ia dianggap penipu dan dipandang bersalah, bahkan kerajaan Inggris tidak akan sungkan menghukum penggunanya.
Baca juga:
Ketakutan itu tidak hanya menyebar di Inggris tetapi merambat ke negara lain seperti Pennsylvania.
- Penulis :
- Gilang
