
Pantau.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD berharap masyarakat saling menahan diri mendekati pelaksanaan Pemilu 2019 karena eskalasi politik makin menguat dan emosi makin cepat tersulut.
"Ini 'kan masih satu setengah bulan (menjelang Pemilu 2019), semua supaya berhati-hati, setiap harinya eskalasi makin menguat, emosi-emosi juga makin cepat tersulut, sumbu semakin pendek," ujar Mahfud di sela acara Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia (Fordais) di Yogyakarta, Kamis, 28 Februari 2019.
Baca juga: Ini Kata Mahfud MD Soal Kasus Ibu-Ibu Kampanye Hitam Jokowi
Mahfud berharap perbedaan dalam pilihan politik tidak memicu permusuhan yang berujung pada kekerasan fisik maupun psikis, seperti teror, ancaman melalui telepon, serta penyebaran hoax atau kabar bohong.
"Karena apa pun sesudah 17 April (pemungutan suara) kita harus bersatu lagi," katanya.
Hal itu disampaikan Mahfud menanggapi kericuhan yang terjadi pada hari Rabu, 27 Februari 2019, di Jalan Magelang, Yogyakarta di sebelah utara Grand Pasific Hall, tempat digelarnya acara Prabowo Menyapa Masyarakat dan Purnawirawan TNI/Polri.
Kericuhan diduga berawal dari dua orang yang membawa spanduk Jokowi-Ma'ruf Amin saat ada konvoi sepeda motor pendukung Prabowo-Sandi. Melihat ada yang membawa spanduk Jokowi-Ma'ruf, rombongan konvoi kemudian mengejar dua orang itu.
Baca juga: Marak Berita Hoax, Mahfud MD Ungkap Ada 3 Gerakan Kacaukan Pemilu 2019
"Soal ada orang kampanye lalu memberi alternatif lain yang kampanye nomor 01 yang dilewati bilang nomor 02, ya, tidak apa-apa juga, to. Namanya pesta demokrasi yang penting jangan emosi dan supaya mengendalikan diri semua," ujar Mahfud.
Dalam kasus kericuhan tersebut, menurut Mahfud, panitia penyelenggaranya harus bertanggung jawab. Aparat keamanan juga harus sigap untuk menjamin keamanan dan kenyamanan menjelang pemilu.
"Nah, itu saya kira yang paling harus bertanggung jawab adalah penyelenggaranya untuk berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat," pungkas mantan ketua MK ini.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi