Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Membaca Peluang AHY di Pilpres 2024: Sikap pada Rezim Jokowi-Amin Acuannya

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Membaca Peluang AHY di Pilpres 2024: Sikap pada Rezim Jokowi-Amin Acuannya

Pantau.com - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Raja Muda Bataona mengatakan peluang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon presiden 2024 sangat ditentukan oleh posisi Demokrat selama lima tahun rezim pemerintahan Jokowi-Amin.

"Menurut saya, peluang AHY menjadi calon Presiden di 2024 akan sangat ditentukan oleh posisi mereka selama lima tahun rezim Jokowi-Amin. Jika mereka menjadi oposisi kritis, maka peluang AHY dan Demokrat menginvestasikan citra positip akan terbuka," kata Mikhael Raja Muda Bataona di Kupang, Kamis (20/2/2020).

Pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Unwira itu mengatakan peluang AHY sangat tergantung pada posisi kritis Demokrat terhadap pemerintahan saat ini. Dia menambahkan, mau tidak mau, Demokrat harus berebutan dengan PKS yang sudah memproklamirkan diri sebagai oposisi pada rezim Jokowi-Amin.

"Jadi tagline oposisi secara general sepertinya tidak lagi menarik bagi publik. Demokrat harus kritis sebagai oposisi dengan sedikit berbeda dengan PKS," katanya.

Baca juga: AHY Beri Sinyal Akan Maju di Pilpres 2024

Di situlah AHY akan mendapat posisi khusus secara otomatis di hati rakyat, yang mendukung kerja besar Demokrat menjaga konstitusi negara dan mutu demokrasi Indonesia, misalnya, sikap kritis Partai Demokrat dalam kasus suap anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyeret nama PDI Perjuangan.

Namun, lanjutnya, masalahnya adalah Demokrat juga sudah terstigma sebagai partai korup, karena kasus-kasus di masa lalu, hingga desas desus tentang skandal Jiwasraya yang kabarnya sudah terjadi sejak era SBY, meski sudah dibantah sendiri oleh SBY. Artinya, Demokrat sebaiknya memfilter semua isue dan tidak kritis dalam kasus hukum saja.

Mengapa karena masalah hukum justeru sensitif untuk Demokrat yang pernah distigmakan sebagai partai yang banyak kader topnya terlibat korupsi di era SBY.

"Mungkin Demokrat bisa kritis soal pembangunan infrastruktur, masalah ekonomi terutama defisit transaksi berjalan yang cukup besar karena ketidakpastian ekonomi global, pemindahan ibu kota dan kasus-kasus lain misalnya omnibus law," katanya.

Dengan positioning seperti itu, branding terhadap AHY akan lebih kuat dan masif dilakukan, kata pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira Kupang itu.

rn
Penulis :
Widji Ananta