
Pantau.com - Total utang Indonesia per Desember 2017 mencapai Rp4720,11 triliun. Namun menurut Menko Perekonomian Darmin Nasution, beban utang Indonesia tidak sebesar negara lainnya.
"Utang kita nggak ada masalah itu, bahwa hutang kita kenaikannya mungkin lebih cepat dibanding masa lalu iya. Tetap aja beban hutang nggak tinggi di antara negara manapun, itu seluruh dunia tahu," ujarnya saat ditemui di kantornya Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).
Menurutnya, kenaikan utang yang signifikan karena adanya pembangunan infrastruktur yang dikebut. "Kalau kenaikan utang lebih cepat karena kita mau bangun infrastruktur banyak, pilihannya bisa saja nggak usah naik utangnya lebih cepet, infrastruktur jangan banyak bangun, pilih mana?" tutur Darmin.
Baca juga: Pemerintah Dianggap 'Nodai' Reformasi Soal Harga BBM, Ini Kata Menko Darmin
Ia menambahkan, pengambilan utang digunakan untuk investasi jangka panjang melalui infrastruktur.
"Kita kan bangun infrastruktur di mana-mana, belum selesai mungkin sebagian besar, masih sebagian kecil. Tapi tahun depan semakin banyak yang selesai ekonomi-nya akan menjadi lebih baik," katanya.
"Jadi jangan ikut nakut-nakutin diri, kita tidak menggunakan utang untuk konsumsi kita gunakan utang untuk inventasai infrastruktur. Tahun ini akan banyak selesai," imbuhnya.
Baca juga: Keluarkan 16 Kebijakan Ekonomi, 4 Regulasi Masih Mandek
Ia menambahkan, defisit anggaran atau defisit primer saat ini menurutnya sudah habis, sehingga pemerintah sudah tak lagi meminjam uang untuk membayar utang.
"Indikator fiskalnya mulai menunjukkan defisit primer kita sudah mulai habis, itu artinya kita tidak minjam untuk bayar utang lagi. Dulu sempat karena warisan krisis 98. Tapi sekarang sudah mulai defisit primernya 0 mulai mengarah ke positif," tandasnya.
- Penulis :
- Widji Ananta










