
Pantau.com - Pencarian pesawat komersil yang jatuh dan menewaskan 66 orang di Iran, harus terhambat lantaran cuaca buruk yang melanda kawasan tersebut, Minggu, 18 Februari 2018 waktu setempat. Selain hujan deras, salju dan kabut tebal yang melanda wilayah itu juga menjadi kendala petugas penyelamat menemukan pesawat nahas tersebut.
"Operasi pencarian di Pegunungan Zagros berjalan lamban akibat angin kencang dan hujan," kata Juru Bicara layanan darurat Iran, Mojtaba Khaledi, Senin (19/2/2018) seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: Duh! Helikopter Militer Jatuh Timpa Warga, 13 Orang Meregang Nyawa
Sebanyak 20 tim penyelamat dikirim ke wilayah itu setelah dilakukan koordinasi antar lembaga penanganan krisis di Provinsi Bayer-Ahmad dan Kohgiluyeh serta tiga provinsi lain yang berdekatan. Namun salju yang turun terus menerus sejak hari Minggu, menjadi kendala petugas penyelamat.
Pesawat komersil tipe ATR-72 dengan nomor penerbangan 3704 itu mengangkut 60 orang dan enam awak dilaporkan mengalami kecelakaan pada Minggu, 18 Februari 2018.
Pesawat milik Iran Aseman Airlines lepas landas dari Ibu Kota Iran, Teheran, pada pukul 08.00 waktu setempat (11.30 WIB) dan hilang dari layar radar 50 menit kemudian, di satu daerah yang berjarak sekitar 22,4 kilometer dari tujuannya, Kota Yasuj. Beberapa pejabat di Iran menduga, penyebab kecelakaan karena pesawat itu tidak dirancang untuk ketinggian dengan kondisi cuaca membeku, sehingga pilot harus terbang rendah hingga akhirnya menabrak pegunungan Zagros setinggi 4.000 meter.
Baca juga: Seorang WNI Turut Jadi Korban Gempa Taiwan
Dalam beberapa dekade terakhir, Iran kerap mengalami insiden kecelakaan pesawat. Hal ini disebabkan, karena negara tersebut pernah disanksi Amerika Serikat yang membuatnya tidak bisa membeli pesawat atau suku cadang baru dari negara-negara Barat. Di saat negara lain sudah memiliki pesawat modern, Iran masih mengandalkan pesawat tua yang berusia puluhan tahun.
Setelah kesepakatan nuklir internasional pada 2015, yang menghasilkan pencabutan sanksi Barat dan PBB atas Republik Islam itu, Iran telah menandatangani kesepakatan utama dengan perusahaan besar pembuat pesawat, termasuk Boeing dan Airbus, untuk memperbarui armada udaranya yang sudah usang.
- Penulis :
- Adryan N