
Pantau.com - Kebocoran data pengguna Facebook di Indonesia diduga mencapai 1,3 juta. Dugaan kebocoran data yang dilakukan Cambridge Analitica ini diduga digunakan untuk kepentingan politik di Pilkada DKI.
"Untuk yang 1,3 kita enggak tau, itu aneh di Amerika itu 81 juta yang dipakai untuk mempengaruhi pilpres di Amerika kalau yang 1,3 (juta) kayanya kelasnya bukan pilpres tapi di tingkat provinsi ini yang harus diklarifikasi," ujar Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum, Henri Subiakto saat diskusi 'Maling Data Facebook' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/4/2018).
Baca juga: Kebocoran Data Pengguna, Kemkominfo Tak Ragu Blokir Facebook
Saat dikonfirmasi dugaan untuk Pilkada DKI 2017 lalu, Henri tak menutup kemungkinan hal itu terjadi. Pihaknya menegaskan jumlah tersebut kemungkinan dilakukan dalam cakupan provinsi bukan nasional.
"Bisa jadi juga, kita enggak tau kan kita harus data," paparnya.
"Polisi nanti mungkin bisa kerjasama dengan Bawaslu, siapa penggunanya. Kita tidak tahu, yang jelas kalau 1,3 (juta) yang jelas scop-nya bukan nasional, di Amerika yg dipakai 81 juta untuk menggoyang pilpres 2016. Disini kok 1,3 (juta), ini data awalnya seperti itu," ucapnya.
Baca juga: 87 Juta Data Pengguna Facebook Bocor, Indonesia Urutan Ke-3
Pihaknya menambahkan, harus ada upaya pendidikan menyaring informasi yang benar. Meurutnya, data-data yang disalahgunakan untuk kepentingan politik menyasar pada kebiasaan-kebiasaan pengguna mengakses informasi. Lalu dihubungkan pada informasi preferensi politik tertentu yang mempengaruhi psikologi.
"Jadi ini perlu ditekankan, kita perlu lakukan literasi dalam kontrak politik harus jaga independensi. Agar tidak terinterupsi permainan hoaks, permainan psikologi, mereka kan pakai psikologi," katanya.
"Lebih baik tutup mata, tutup telinga dari medsos, tapi dengar baca media (yang) jauh (lebih) ada tanggung jawab dibanding di Facebook," tandasnya.
- Penulis :
- Adryan N