
Pantau.com - Cadangan devisa Indonesia diperkirakan akan kembali meningkat pascaturun pada Februari 2018.
Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia pada Februari 2018 sebesar USD128,06 miliar, setara Rp1.715,99 triliun (1USD=Rp13.400).
Sebelumnya, pada Januari 2018 cadangan devisa Indonesia tercatat mencapai USD131,98 miliar, atau senilai Rp1.768,53 triliun.
Besaran cadangan devisa Indonesia pada Februari 2018, bahkan masih lebih rendah dibandingkan posisi pada Desember 2017 yang tercatat USD130,2 miliar, setara Rp1.744,62 triliun.
Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan cadangan devisa Indonesia bisa saja lebih rendah karena disebabkan tiga hal yakni pertama, melebarnya defisit neraca transaksi berjalan. Kedua, net neraca modal yang tidak setinggi tahun lalu karena adanya aliran modal asing yang keluar.
Ketiga, intervensi BI untuk stabilitas nilai tukar. "Tekanan terhadap cadev (cadangan devisa) akan berasal dari outflows di capital market," kata Andry ketika dihubungi Pantau.com, Kamis (8/3/2018).
Ia memperkirakan cadangan devisa Indonesia pada tahun ini akan sekitar USD124 miliar, setara Rp1.661,60 triliun.
Baca juga: Lega.. Penurunan Cadangan Devisa Indonesia Disebut Sementara
Sementara itu Ekonom Maybank, Myrdal Gunarto mengatakan pihaknya tetap optimis bahwa cadangan devisa akan naik seiring perkembangan ekonomi tahun ini.
"Kami prediksi hingga akhir tahun 2018, cadangan devisa bisa mencapai USD140,5 miliar (setara Rp1.882,70 triliun). Kita (tim ekonom Maybank) prediksi segitu," ujar Myrdal dihubungi Pantau.com secara terpisah.
Ia mengatakan penambahan cadangan devisa terutama bakal ditopang masuknya foreign direct investment (FDI) atau investasi asing langsung, serta rating utang yang dianggap membaik.
Baca juga: Jusuf Kalla: Indonesia Siap Balas Perang Dagang Amerika!
"Akan ada capital inflow terutama dari foreign direct investment dipicu iklim ekonomi Indonesia, yang membaik keliatan dari rating dibanding tahun lalu. Ada kenaikan membaik," kata Myrdal.
Ia mengatakan membaiknya posisi Indonesia dalam Global Competitiveness Indeks, diyakini juga turut mendorong arus FDI.
Di sisi lain, investasi oleh investor asing juga akan masuk saat pemerintah menerbitkan obligasi. Investor asing, diyakini masih tertarik untuk membeli surat utang pemerintah. "Kita harapkan menimbulkan net inflow di pasar obligasi meningkat," katanya.
- Penulis :
- Martina Prianti