
Pantau.com Aplikasi yang dirancang dalam bentuk sistem pemantauan lahan pertanian, diyakini mampu memperkecil risiko pertanggungan perusahaan asuransi pertanian di Indonesia.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menyatakan selama ini hampir 70 persen biaya asuransi pertanian tersedot untuk verifikasi.
"Musababnya, lokasi lahan pertanian banyak tersebar di pelosok yang terpencil sehingga akses petugas asuransi padat biaya. Hal ini yang membedakan dengan nasabah asuransi umum yang pesertanya banyak di kota," kata Dedi, Kamis (19/4/2018).
Baca juga: Sektor Pertanian Bantu Dongkrak Serapan Tenaga Kerja, Ini Alasannya
Ia mengatakan penyedia jasa asuransi membutuhkan teknologi yang dapat mengatasi kendala tersebut karena potensi pasar produk asuransi sebetulnya tinggi.
Hal itulah, Ia melanjutkan, yang kemudian melatarbelakangi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebagai penyedia jasa satelit Indonesia untuk mengembangkan sistem pemantauan lahan pertanian di seluruh Indonesia.
M. Rokhis Komaruddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Data Inderaja LAPAN menambahkan sebetulnya Lapan telah merintis sejak 1998 dan mulai digunakan sejak 2014 secara bertahap. "Ini kerja sama dengan Kementerian Pertanian, BPPT, IPB, JAXA-Jepang, CSA-Canada, IRRI-Phillipines, dan NASA-USA," katanya.
Baca juga: BI Sebut Peningkatan Dunia Usaha Triwulan I Hanya Ditopang Pertanian dan Industri
Sistem pemantauan tersebut bernama 'Si Mantap' yaitu sistem informasi pemantauan tanaman pertanian. Komoditas yang dipantau berupa padi, jagung, bawang merah, cabai, dan tebu dengan menggunakan data satelit atau drone.
Menurut Kepala Unit Usaha Pertanian dan Mikro-PT Jasindo, Ika Dwinita Sofa, aplikasi Si Mantap sangat bermanfaat saat survei klaim di lapangan. "Aplikasi ini meningkatkan akurasi dan menghemat biaya dan tenaga," kata Ika. Aplikasi itu sudah dapat diakses melalui website sementara aplikasi berbasis android sedang dikembangkan.
Sementara menurut Kepala Badan Litbang Pertanian, M. Syakir, Si Mantap dapat menghitung berapa, kapan, dan dimana faktor produksi seperti pupuk, pestisida, air, dan alsintan yang dibutuhkan di suatu daerah.
Baca juga: Duh! Harga Minyak Kembali Mengancam Anggaran Negara
Bahkan, ketika data iklim diinsert dalam Si Mantap, maka sistem ini dapat digunakan sebagai dasar penanganan dan antisipasi wilayah yang terdampak kekeringan atau banjir.
- Penulis :
- Martina Prianti