
Pantau.com - Perry Warjiyo terpilih secara aklamasi mengisi kursi Gubernur BI usai menjalani uji kelayakan bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (28/3/2018). Ia akan menjabat hingga 2023 mendatang menggantikan Agus Martowardojo.
Ketua Komisi XI Melchias Markus Mekeng mengatakan, Perry Warjiyo diharapkan mampu menjalankan program Bank Indonesia sesuai dengan tupoksinya. Kemudian, memberikan inovasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Ia pun mencontohkan soal nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang dianggap menjadi terparah ketiga di dunia.
"Kita berharap satu tupoksi mereka (BI), menjaga stabilitas kurs dan inflasi. Tapi kita juga minta terobosan-terobosan yang lebih greget supaya nilai kurs menjadi lebih baik," katanya.
"Kita melihat bahwa ada sedikit gangguan, kita langsung panik terus dolar naik hampir Rp14 ribu padahal pemerintah mengatakan ekonomi kita sedang sehat dan baik. Ini kan sesuatu yang kontradiksi, mestinya kalau ekonominya baik, kursnya baik. Itu kan cerminan dari ekonomi."
Baca juga: Perry Warjiyo Resmi Menjabat Gubernur Bank Indonesia
Politisi Partai Golkar itu melanjutkan, Perry juga memperhatikan soal likuiditas dolar. Pasalnya, krisis likuiditas masih menjadi momok bagi Indonesia.
"Nah di sini kita mengetahui likuidtas dolar kita sangat kurang. Kami meminta BI untuk mengeluarkan kebijakan supaya orang orang yang meminjam duit di sini (Indonesia) entah dolar atau rupiah mereka membuat produknya dan diekspor, hasil ekspornya itu 100psn masuk ke Indonesia kembali dan ditukarkan dengan mata uang lokal. Sehingga dolar kita tidak krisis likuiditas," paparnya.
Baca juga: Perry Warjiyo Jamin Hubungan BI dan OJK Semakin 'Mesra'
- Penulis :
- Widji Ananta